Orang awam ada yang menyamakan arsitek dengan tukang gambar. Sebagian lagi hanya mengenal arsitek sebagai perancang bangunan. Padahal, sama halnya seperti dokter, ada dokter umum dan ada dokter spesialis. Dokter spesialis juga terbagi lagi menjadi dokter sub spesialis, seperti: dokter bedah, dokter jantung, dokter paru-paru, dan sebagainya. Demikian juga dengan arsitek. Tiap arsitek memiliki keahlian khusus yang lebih menonjol dari arsitek lainnya.
Wajah 56 arsitek Indonesia dalam Pameran “SEGAR” Desember 2015 (sumber : sugarandcream.co)
Arsitek bekerja di berbagai lingkup skala, mulai dari desain sebuah ruang di dalam rumah, sampai mendesain dan menata keseluruhan kota. Arsitek merancang, merencanakan, serta mengawasi keseluruhan pembangunan sampai terimplementasi seluruhnya. Pengetahuan arsitek, kemampuan perancangannya, dan intuisi artistiknya membuat para arsitek mampu melakoni berbagai bidang selain perancangan bangunan, seperti: desain grafik, desain produk, bahkan desain game. Sebagai seorang arsitek perancang bangunan, arsitek juga bisa seperti dokter umum yang bisa melakukan keseluruhan model perancangan, atau juga seperti dokter spesialis yang fokus pada satu bidang perancangan.
Nah, bila Anda seseorang yang sedang mencari arsitek, agar saat memilih arsitek tidak salah pilih, sebaiknya kenali dulu jenis-jenis arsitek berikut ini. Bagi calon arsitek, artikel ini bisa memandu Anda untuk memilih spesialisasi kemampuan yang akan diperdalam.
1. Arsitek Rumah Tinggal
Model bangunan di perumahan tampaknya selalu serupa karena terpaku pada standarisasi, pencapaian target pasar, dan peraturan pemerintah. Namun, beberapa lingkungan perumahan tetap mengutamakan estetika arsitektur untuk mendapatkan pangsa pasar yang berbeda. Di sinilah arsitek rumah tinggal bisa menuangkan ide-ide dan keahliannya. Arsitek akan berurusan dengan pemilik rumah yang ingin rumah mereka didesain khusus sesuai kebutuhan mereka. Sama seperti tugas arsitek jenis lainnya, arsitek rumah tinggal akan memulainya dari tahap pengenalan kebutuhan klien, penyimpulan konsep, desain awal, sampai gambar kerja dan pengawasan pembangunan. Arsitek menghitung biaya kebutuhan bahan dan tenaga, juga waktu yang diperlukan untuk keseluruhan proyek.
Bangka Townhouse di Kemang, Jakarta Selatan karya MahaStudio & Partner (sumber : arsitag.com)
2. Arsitek Bangunan Komersial
Sebuah bangunan yang baik adalah bangunan yang estetis sambil tetap menampung seluruh fungsinya dengan sempurna. Sebuah rancangan bangunan komersial atau bangunan publik dikatakan sukses jika mampu mengalirkan sirkulasi pengunjung sehingga keseluruhan ruang di dalamnya mendapat kesempatan jual yang optimal. Sebagai contoh, desain pusat perbelanjaan yang berhasil haruslah mengarahkan konsumennya agar mendapatkan semua kebutuhan mereka dengan mudah. Keahlian desain arsitek bangunan komersial harus didukung keahlian di bidang lain, seperti: konstruksi, mekanikal elektrikal, dan yang pasti kemampuan artistik untuk menarik perhatian pengunjung. Selain itu, diperlukan juga pengetahuan tentang keselamatan gedung, persyaratan bangunan, dan kemampuan menganalisa biaya dan waktu.
Area Makan di The Santai di Umalas, Bali karya TonTon Studio (sumber : arsitag.com)
Area makan publik di Tangkiwood Foodhall, Bekasi, Jawa Barat karya PT. Labblu Creatif Ide (sumber : arsitag.com)
3. Desainer Interior
Merancang dan mempercantik interior sebuah apartemen, kantor, atau restoran membutuhkan intuisi artistik sekaligus pengetahuan teknis pelaksanaannya. Seorang desainer interior memiliki pengetahuan dan keahlian khusus tentang bahan, jenis kain, warna, dan desain furniture. Arsitek lain mungkin akan bekerja pada desain bangunan secara keseluruhan, namun meminta bantuan desainer interior untuk detail desain tiap ruang. Namun, ada juga arsitek yang mampu merancang keseluruhan bangunan sampai tiap ruang secara detail. Frank Lloyd Wright bisa menjadi contoh arsitek yang mampu melakukan semuanya sendiri, sampai detail interior ruang.
Interior ruang keluarga di Pondok Indah, Jakarta karya Dezan Studio. Desain interior yang kaya akan bahan, tekstur, warna, dan langgam arsitektur (sumber : arsitag.com)
4. Arsitek Bangunan Hijau(Green Design Architect)
Apa itu arsitek bangunan hijau? Perubahan iklim ekstrim di berbagai belahan dunia dan kebutuhan akan energi alternatif menjadi alasan pentingnya peran arsitek bangunan hijau. Arsitek bangunan hijau bertanggung jawab untuk merancang bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Mereka terus berusaha untuk menemukan metode baru yang inovatif dan efektif untuk meminimalisasi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan dan mengoptimalkan peran bangunan bagi lingkungan. Keahlian khusus yang perlu dimiliki arsitek bangunan hijau adalah pengetahuan aerodinamis, pergerakan matahari dan bayangannya, kemampuan mendaur ulang, serta berbagai bahan yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Gedung perpustakaan Universitas Indonesia di Depok karya Budiman Hendropurnomo (sumber : biruindonesia.com)
5. Arsitek lanskap
Arsitek lanskap memfokuskan karyanya pada ruang luar, seperti: taman, kebun, lingkungan perumahan, kampus, dan ruang luar publik. Tujuan desain arsitek lanskap adalah untuk membuat ruang luar efisien dan terhubung harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Mereka menentukan perletakan gedung, jalur pejalan kaki, patung, dan berbagai perkerasan lainnya agar terintegrasi secara keseluruhan di dalam tapak dan dengan lingkungan di sekeliling tapak. Mereka juga menentukan bahan untuk jalur pejalan kaki, jenis pohon dan semak untuk area hijau. Jadi, arsitektur lanskap harus berpengetahuan luas tentang berbagai jenis tumbuhan dan bahan yang sesuai dengan berbagai iklim dan kegunaan.
LanskapThe Santai di Umalas, Bali karya TonTon Studio (sumber : arsitag.com)
Citragrand Township di Cibubur karya DNV Studio (sumber : arsitag.com)
6. Arsitek Urban
Desain urban berkaitan dengan arsitektur bangunan, desain lanskap, dan bangunan hijau. Perancangan urban mencakup desain skala besar di lingkungan perumahan dan perkotaan. Arsitek urban bertugas untuk mengelompokkan bangunan, merancang titik temu dalam lingkungan, jalur jalan, dan hubungan antar jalan. Mereka mengatur alur pergerakan di dalam lingkungan dan kota agar lebih teratur, rapi, fungsional, dan nyaman. Arsitek urban mampu merancang sebuah lingkungan atau kota mulai dari awal, atau pun merombak lingkungan yang sudah ada. Mereka perlu berhadapan dengan permasalahan yang lebih luas, seperti masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya. Mereka juga harus mampu berkomunikasi baik dengan masyarakat sebagai klien utama.
Keadaan tapak Citragrand Township Cibubur dari atas, karya DNV Studio (sumber : arsitag.com)
Gambaran situasi di gerak publik di Citragrand Township Cibubur karya DNV Studio (sumber : arsitag.com)
7. Arsitek Kawasan Industri (Industrial Architect)
Dalam mendukung fungsi kawasan industri, arsitek harus mengetahui setiap proses industri yang akan berlangsung di bangunan yang dirancangnya. Mulai dari proses mendapatkan bahan baku, persiapan produksi, pemrosesan, sampai tahap pengemasan dan pengiriman barang. Di sinilah keahlian dan pengetahuan tentang berbagai proses industri diperlukan. Bangunan yang dirancang harus berfungsi dengan baik, didesain efektif dengan alur kerja yang tepat dan efisien agar setiap proses produksi bisa berjalan lancar, tepat, cepat, dan aman.
Pabrik Royco dan Bango milik PT Unilever Indonesia Tbk di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat (sumber : infobanknews.com)
The Odeillo Solar Furnace, bangunan dengan permukaan panel surya terbesar di dunia. Terletak di pegunungan Pyrenees di Perancis (sumber : wired.com)
Ternyata, seorang arsitek tidak hanya dituntut kemampuannya menuangkan ide ke dalam bentuk gambar, namun juga harus memiliki pengetahuan dan keahlian di berbagai bidang. Kerja keras, dedikasi, kreatifitas, hasrat untuk menambah pengetahuan dan tidak mudah putus asa harus menjadi kemampuan dasar seorang arsitek.