Membangun Rumah Tahap 5: Prakonsep - Riset - Bubble Diagram Arsitektur

Membangun Rumah Tahap 5: Prakonsep - Riset - Bubble Diagram Arsitektur | Foto artikel Arsitag

Setelah project kickoff meeting, secara garis besar, arsitek telah mengetahui kebutuhan dan keinginan ‘home-owner’ . Arsitek juga telah meninjau langsung keadaan lahan yang akan dibangun. Sekarang, arsitek akan melakukan riset mendalam untuk mengetahui cara mewadahi semua kegiatan yang akan terjadi dalam bangunan secara mendetil.

1. Tipologi bangunan

Tipe bangunan berbeda membutuhkan ruang dan detil elemen yang berbeda pula. Dari tampilan luarnya saja, sebuah bangunan harus mencerminkan kegiatan utama yang terjadi di dalamnya.

Rumah di Jalan Bahasa karya Lewin Nuramin Widjaja (sumber : arsitag.com)

Rumah di Jalan Bahasa karya Lewin Nuramin Widjaja (sumber : arsitag.com)

Café Melba at Goodman Arts Centre, Singapura karya Tadcaster (Sumber: desaininterior.me)

Café Melba at Goodman Arts Centre, Singapura karya Tadcaster (Sumber: desaininterior.me)

Gedung perkantoran Ampera Six Building karya Chrystalline Artchitect (Sumber: arsitag.com)

Gedung perkantoran Ampera Six Building karya Chrystalline Artchitect (Sumber: arsitag.com)

Terlebih lagi pada bagian interior, setiap ruang dengan fungsi khusus akan sangat berbeda dengan ruang lainnya. Salah satu contohnya adalah perancangan sebuah hotel. Tipologi hotel menuntut adanya faktor visual yang menarik dan nyaman, baik secara eksterior mau pun interior.

Hotel Bourgeois-Bohemian di Jakarta karya Evan Kriswandi (Sumber: arsitag.com)

Hotel Bourgeois-Bohemian di Jakarta karya Evan Kriswandi (Sumber: arsitag.com)

Sebagai bangunan komersial, keberadaan hotel di tengah lingkungannya harus menjadi pusat perhatian. Eksterior hotel harus eye catchy dari dimensi dan ketinggiannya, detail eksterior yang mencerminkan fasilitasnya, serta mencirikan kenyamanan interior hotel.

Kamar twin bed Hotel Bourgeois-Bohemian karya Evan Kriswandi (Sumber: arsitag.com)

Kamar twin bedHotel Bourgeois-Bohemian karya Evan Kriswandi (Sumber: arsitag.com)

Kamar adalah komponen utama dalam perancangan hotel. Jadi, harus dibuat senyaman mungkin dengan view yang menarik untuk setiap ruang.

Kamar double bed Hotel Bourgeois-Bohemian karya Evan Kriswandi (Sumber : arsitag.com)

Kamar double bedHotel Bourgeois-Bohemian karya Evan Kriswandi (Sumber : arsitag.com)

Desain berbeda untuk setiap kamar perlu dipikirkan karena pengunjung yang memilih kamar dengan twin bed (kemungkinan rekan bisnis) memiliki alasan berbeda dengan pengunjung yang memilih double bed (pasangan suami istri). Sesuaikan pula jumlah kamar, ukuran kamar, dan fasilitas kamar dengan kelas hotel, klasifikasi hotel, dan aturan pemerintah tentang perhotelan.

Kolam renang Hotel Bourgeois-Bohemian karya Evan Kriswandi (Sumber: arsitag.com)

Kolam renangHotel Bourgeois-Bohemian karya Evan Kriswandi (Sumber: arsitag.com)

Hotel harus menyediakan fasilitas yang memadai dan dianggap pantas untuk setiap nilai rupiah yang dikeluarkan. Jadi, pengunjung akan merasa puas dan ingin menginap lagi di lain kesempatan.

2. Kebutuhan ruang

Ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan akan sangat menentukan desain sebuah bangunan.

Denah SC House karya ArchitectRon (Sumber: arsitag.com)

Denah SC House karya ArchitectRon (Sumber: arsitag.com)

Denah Maxi Restoran di Kuta, Bali karya Prima Design (Sumber: arsitag.com)

Denah Maxi Restoran di Kuta, Bali karya Prima Design (Sumber: arsitag.com)

Ruang makan Denpasar Residence karya Atelier Cosmas Gozali (sumber : arsitag.com)

Ruang makan Denpasar Residence karya Atelier Cosmas Gozali (sumber : arsitag.com)

Ruang makan di rumah lebih mengutamakan kenyamanan dan kebersamaan untuk anggota keluarganya.

Area makan berkonsep vintage pada Restoran Bakso Goendoel di Teras Yasmin, Bogor karya Alanza Architecture  (Sumber: arsitag.com)

Area makan berkonsep vintage pada Restoran Bakso Goendoel di Teras Yasmin, Bogor karya Alanza Architecture (Sumber: arsitag.com)

Ruang makan di restoran mengutamakan daya tarik dan selalu berusaha tampil beda dibandingkan restoran lainnya untuk menarik pelanggannya.

Dapur restoran (Sumber: sciencehd.info)

Dapur restoran (Sumber: sciencehd.info)

Arsitek juga akan mencari tahu kegiatan dan proses apa saja yang diperlukan untuk membuat bakso sampai bisa disajikan kepada pelanggan, mulai dari waktu pembelian dan jumlah bahan baku, agar tahu besarnya kebutuhan ruang penyimpanan bahan makanan. Lalu, perlu diketahui juga proses pembuatan bakso sejak dibersihkan, digiling, dan dicampur dengan berbagai bahan sampai menjadi bakso yang siap disantap. Ini membuat sang arsitek memahami urutan gerak ‘Sang Maestro Bakso’ dan mewadahi gerak itu dalam sebuah ruang nyaman yang mendukung dan memberikan kemudahan untuk menyajikan bakso secara cepat kepada pelanggannya.

3. Sirkulasi pengguna

Flow diagram pada sebuah rumah (Sumber: hewittdesigns.com)

Flow diagrampada sebuah rumah (Sumber: hewittdesigns.com)

Dari diagram sirkulasi, dapat diketahui jenis dan jumlah ruang yang dibutuhkan, hubungan, dan tingkat privasi setiap ruang, serta kebutuhan view , pencahayaan, dan akses ruang.

Bubble diagram ‘The Hatchery’ galeri pertunjukan karya IAR Studio (Sumber: lilyglover.blogspot.co.id)

Bubble diagram ‘The Hatchery’ galeri pertunjukan karya IAR Studio (Sumber: lilyglover.blogspot.co.id)

Diagram ini menjelaskan hierarki dan kebutuhan ruang, sirkulasi serta hubungan dan kedekatan antar ruang. Area pertunjukan berada di bagian paling penting dengan hierarki tertinggi, dihubungkan dengan pintu masuk melalui sebuah galeri. Melewati area pertunjukan, ada selasar panjang di sebelah kanan menuju studio, ruang konsultasi, dan kamar mandi. Semakin besar ukuran diagram berarti ruang itu semakin penting dan membutuhkan ukuran yang juga besar.

Sketsa konsep perletakan beberapa bangunan dalam tapak (Sumber: kiveand.com)

Sketsa konsep perletakan beberapa bangunan dalam tapak (Sumber: kiveand.com)

Pada perancangan beberapa bangunan dalam sebuah kompleks, perlu dibuat konsep peletakan bangunan di dalam tapak. Ini dilakukan untuk mengetahui sirkulasi dan hubungan antar bangunan, kedudukannya pada topografi lahan, pencahayaan, aliran angin, dan skyline bangunan agar setiap bangunan mendapat manfaat maksimal dari alam, menyatu dengan alam, serta berkesinambungan dan saling mendukung dengan bangunan lainnya.

4 Jadwal dan aktivitas pengguna

Taman Ratu House karya Indra Sidharta Design Intervention (Sumber: arsitag.com)

Taman Ratu House karya Indra Sidharta Design Intervention (Sumber: arsitag.com)

Setiap ‘home-owner’ memiliki kebutuhan yang berbeda. Bagi sebagian keluarga, ruang makan bisa menjadi bagian rumah yang sangat penting karena menjadi tempat berkumpulnya keluarga setelah seharian beraktivitas.

Ruang makan di SE House karya Andani Archittetura&Design (Sumber: arsitag.com)

Ruang makan di SE House karya Andani Archittetura&Design (Sumber: arsitag.com)

Ada beberapa home-owner yang sering mengajak tamu bisnis untuk makan bersama di rumah. Jadi, diperlukan desain ruang makan yang lebih resmi dan elegan, sekaligus nyaman untuk menjamu tamu sambil melanjutkan pembicaraan bisnis.

Gabungan ruang makan dan ruang keluarga yang nyaman di Bangka House karya Adria Yurike (Sumber: arsitag.com)

Gabungan ruang makan dan ruang keluarga yang nyaman di Bangka House karya Adria Yurike (Sumber: arsitag.com)

Lahan rumah terbatas, semua anggota keluarga sangat sibuk, waktu berkumpul hanya sebentar di pagi hari dan saat makan malam. Aktivitas seperti ini memungkinkan penggabungan ruang makan dan ruang keluarga yang berdekatan dengan dapur. Jadi, tersedia waktu bagi penghuni untuk berkumpul sebentar di pagi hari dan bercengkerama saat makan malam.

5. Studi preseden / studi kasus

Studi preseden community center (Sumber: raymondaditya-stupa.blogspot.co.id)

Studi preseden community center (Sumber: raymondaditya-stupa.blogspot.co.id)

Informasi tentang proyek-proyek serupa perlu dicari selengkap-lengkapnya sebagai perbandingan atau referensi dan sumber inspirasi. Kemudahan mencari informasi yang disediakan kecanggihan teknologi internet sangat membantu tahap studi preseden.

Rumah kantor dengan elemen kaca dan alumunium (sumber  www.expatads.coma)

Rumah kantor dengan elemen kaca dan alumunium (sumber www.expatads.coma)

Tahap Pra konsep – Riset semakin memperjelas sketsa bangunan, letak, dan hubungan antar ruang di dalamnya. Sebagai ‘home-owner’, tahap ini akan mempermudah Anda untuk memastikan arsitek benar-benar mengerti kebutuhan dan keinginan Anda. Pastikan semuanya sesuai dengan maksud Anda. Pastikan Anda dan arsitek mempunyai pemahaman yang sama untuk menghindari terjadinya salah paham di kemudian hari.

AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.